Skip to main content

Cara Berbakti kepada Orang Tua : Enterpreneur dan Writerpreneur

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Wr. Wb.

Pembaca Crazy Blog yang saya banggakan, kali ini saya akan membahas cara berbakti kepada orang tua yang belum pernah dibahas di forum manapun.

Kalau kamu masih berstatus pelajar, khususnya sekolah menengah apalagi mahasiswa, cara ini cocok banget buat kamu lakonin. Apaan tu? Jualan Pulsa. Lho? Kok jualan pulsa? Apa hubungannya dengan berbakti kepada orang tua?

Gini lho kawan, dengan kamu jualan pulsa kamu bisa meringankan beban orang tuamu dalam mencari nafkah. Apalagi biaya hidup dan sekolah sekarang mahal banget. Jadi dengan jualan pulsa kamu bisa mendapatkan uang sendiri sekaligus mengasah jiwa enterpreneur, yah..meskipun kamu mungkin tidak bercita-cita menjadi seorang pengusaha... Untuk lebih jelasnya coba deh liat contoh sederhana berikut ini.

Kamu misalnya isi DP (Dompet Pulsa) Rp. 200.000,- (modal ini bisa kamu dapatkan dengan meminjam di orang tuamu atau teman-temanmu). Lalu kamu menjual pulsa dengan nominal 5rb dan 10rb. Yang 5rb misal harganya Rp. 5.100,- dan kamu jual seharga Rp. 6.000,-. Lalu yang 10rb harganya Rp. 10.150,- dan kamu jual seharga Rp. 11.000,-. Maka dalam sekali transaksi kamu dapat untung Rp. 900,- untuk nominal 5rb dan Rp. 850,-
Berapa keuntungan yang kamu dapat apabila semua DP habis terjual?
Berapa dalam seminggu?
Dan bila dalam seminggu DP 200rb habis terjual, berapa keuntunganmu dalam sebulan?

Nah... hitung sendiri deh, kebayang kan banyaknya...

Tapi jika seandainya kamu gak punya uang buat modal jualan pulsa gimana? Jangan khawatir karena saya masih punya satu ide kreatif lagi, yaitu menulis. Kamu bisa bayangin kan apa maksudku? Yup! Kalo kamu suka nulis diary, ato uneg-uneg, puisi, bahkan cerpen mungkin waaaah pas banget buat kamu negh. Coba kamu kirim kayramu ke koran, majalah ato media cetak lainnya, kalo kamu beruntung karyamu akan dimuat dan kamu akan dapat honorarium. Itulah yang saya maksud dengan writerpreneur* kawan, menghasilkan uang dengan menulis. Kreatif gak?

Oke sekarang kamu udah ngerti kan maksudku? Jika kamu mampu menghasilkan uang sendiri dengan cara kreatif dan cerdas tanpa mengabaikan belajar dan sekolahmu, orang tuamu pasti bangga karena kalian telah membantu meringankan beban mereka dalam mencari uang untuk biaya hidupmu. Berbakti kan kamu?

Sampai jumpa di postingan selanjutnya yah....

Wassalamualaikum Wr. Wb.


NB: * istilah writerpreneur pertama kali dicetuskan oleh Pak Jonru, pemilik blog penulis lepas grup. Info selanjutnya hubungi saya yah,,,

Comments

Popular posts from this blog

OVERQUALIFIED: SALAH SATU ALASAN PENOLAKAN KERJA

CRAZYBLOG Hai blog walker!! Masih soal bukunya Febe Chen:JOB HUNTING!!! Tahukah kamu alasan penolakan kerja???? Salah satunya adalah mungkin kamu overqualified. Overqualified adalah suatu keadaan di mana kamu melamar pekerjaan yang tingkatannya di bawah kemampuan kamu, atau tidak sesuai dengan kemampuan kamu. Contohnya kamu sebelumnya bekerja sebagai manajer, lalu kamu melamar sebagai office boy, nah hasilnya adalah kamu menjadi pegawai yang terlalu “bermutu”. Meskipun kamu sanagt menginginkan pekerjaan tersebut, tapi tetap saja hal itu membuat pemeberi kerja merasa was-was. Kenapa? Ini dia jawabannya dikutip dari buku Job Hunting (Febe Chen). orang yang over qualified dikhawatirkan akan menjadi bosan dengan pekerjaan-pekerjaan di bawah standar kemampuannya. Atau ia punya banayak kelebihan dan skill disbanding pekerjaan sehari-hari yang dikerjakannya. Akibatnya adalah kebosanan, dan motivasi bekerja menjadi berkurang. gaji yang diberikan berada di bawa

Cerbung

16.24 Aku menunduk lemas.. persendianku bagaikan 2 kutub magnet yang sejenis : tolak-menolak dan tak mau saling terkait;atau ibarat dua benda sejenis yang ber-adhesi ria: tak semestinya. Tak ada kekuatan untuk mempertahankan tubuhku dari tarikan gravitasi. “Bruuuk!!!”. Aku ambruk, jatuh ke lantai, tapi dokter Ida segera membangunkanku dan membantuku duduk di sofa maroon : warna kesukaanku. Seharusnya aku tidak perlu jatuh, atau lebih tepatnya aku seharusnya duduk di depan dokter Ida : di balik meja. Tapi hasil test laboratorium yang ditunjukkan padaku bagai stimulant dahsyat yang membuat kakiku refleks memberikan daya dan gaya pada tubuhku untuk berdiri tegap : walau hanya sekejap, persis saat refeks hammer menyentuh bagian patella . Tak ayal, selembar visum et repertum yang ada di tanganku melayang lemah gemulai: perlahan tapi pasti. Ingin rasanya aku segera meremas benda tak berdosa itu, benda yang dulu menjadi lambang kebanggaanku kini menjadi lambang kedukaan bagiku. Ingin