Skip to main content

Refleksi Jiwa di Awal Semester 2

Bismillahirrahmanirrahim....
The name of Allah, The Most Benficient, The Most Merciful


Esok hari adalah hari pertamaku mulai aktif belajar di kampus untuk semseter 2. Harapanku semoga esok hari menjadi awal yang indah bagiku.

Kemarin alhamdulillah angka 3,35 merupakan angka yang cukup bagus untuk MaBa (Mahasiswa Baru) sepertiku. Semoga selanjutnya bisa lebih bagus lagi, agar orang tuaku tidak merasa sia-sia membiayai kuliahku -biaya yang sangat tidak sedikit-.

Ya Allah seperti biasa dan seperti yang telah lalu, doaku hanya satu : Berikanlah aku -apapun itu- yang terbaik bagi-Mu, meskipun mungkin pahit bagiku.

Jadi.....SEMANGAT!!!!!!!!!!
^_^

Comments

Popular posts from this blog

OVERQUALIFIED: SALAH SATU ALASAN PENOLAKAN KERJA

CRAZYBLOG Hai blog walker!! Masih soal bukunya Febe Chen:JOB HUNTING!!! Tahukah kamu alasan penolakan kerja???? Salah satunya adalah mungkin kamu overqualified. Overqualified adalah suatu keadaan di mana kamu melamar pekerjaan yang tingkatannya di bawah kemampuan kamu, atau tidak sesuai dengan kemampuan kamu. Contohnya kamu sebelumnya bekerja sebagai manajer, lalu kamu melamar sebagai office boy, nah hasilnya adalah kamu menjadi pegawai yang terlalu “bermutu”. Meskipun kamu sanagt menginginkan pekerjaan tersebut, tapi tetap saja hal itu membuat pemeberi kerja merasa was-was. Kenapa? Ini dia jawabannya dikutip dari buku Job Hunting (Febe Chen). orang yang over qualified dikhawatirkan akan menjadi bosan dengan pekerjaan-pekerjaan di bawah standar kemampuannya. Atau ia punya banayak kelebihan dan skill disbanding pekerjaan sehari-hari yang dikerjakannya. Akibatnya adalah kebosanan, dan motivasi bekerja menjadi berkurang. gaji yang diberikan berada di bawa

Cerbung

16.24 Aku menunduk lemas.. persendianku bagaikan 2 kutub magnet yang sejenis : tolak-menolak dan tak mau saling terkait;atau ibarat dua benda sejenis yang ber-adhesi ria: tak semestinya. Tak ada kekuatan untuk mempertahankan tubuhku dari tarikan gravitasi. “Bruuuk!!!”. Aku ambruk, jatuh ke lantai, tapi dokter Ida segera membangunkanku dan membantuku duduk di sofa maroon : warna kesukaanku. Seharusnya aku tidak perlu jatuh, atau lebih tepatnya aku seharusnya duduk di depan dokter Ida : di balik meja. Tapi hasil test laboratorium yang ditunjukkan padaku bagai stimulant dahsyat yang membuat kakiku refleks memberikan daya dan gaya pada tubuhku untuk berdiri tegap : walau hanya sekejap, persis saat refeks hammer menyentuh bagian patella . Tak ayal, selembar visum et repertum yang ada di tanganku melayang lemah gemulai: perlahan tapi pasti. Ingin rasanya aku segera meremas benda tak berdosa itu, benda yang dulu menjadi lambang kebanggaanku kini menjadi lambang kedukaan bagiku. Ingin